Bahasa/language

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 06 Mei 2011

Produksi Padi Pot Dengan Teknologi M-BIO

Padi merupakan komoditas pertanian terpenting di Indonesia  karena padi atau beras merupakan bahan makanan pokok sebagian besar penduduk dan dalam pengelolaanya melibatkan sebagian besar masyarakat petani di Indonesia. Mengingat nilai strategis tersebut, melalui Departemen Pertanian pemerintah terus menerus berusaha meningkatkan produksi padi dan pendapatan petaninya.
Arti penting padi sebagai sumber makanan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa faktor yang menyebab- kannya adalah :
a.   Pertambahan jumlah penduduk,. Walaupun sudah ada program Keluarga Berencana (KB), kenaikan jumlah penduduk di Indonesia masih tinggi (2% per tahun). Hal ini berarti usaha pemenuhan kebutuhan pangan (beras) makin hari makin berat.
b.   Penciutan lahan sawah. Dampak negatif dari pertambahan jumlah pendudk ialah alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian. Di Indonesia, diperkirakan ± 90 ribu hektar lahan pertanian setiap tahun beralih fungsi menjadi pemukiman, perkantoran, pasar, pabrik dan sarana lainnya. Umumnya lahan yang beralih fungsi itu adalah lahan sawah yang sudah baik untuk produksi padi.
c.   Sumber genetika yang semakin terbatas. Ini akan menyebabkan usaha perakitan varietas baru yang diharapkan dapat meningkatkan produksi padi sulit dilaksanakan.
d.   Penyusutan sumber daya alam. Di samping lahan, air dan bahan mineral yang merupakan daya dukung alam terhadap produksi padi semakin berkurang.
e.   Kejenuhan tanaman padi terhadap input teknologi. Ini akan menyebabkan pelandaian kenaikan produksi padi (leveling off).
      Dari hal tersebut, jelas bahwa  produksi padi perlu di ditingkatkan agar persediaan pangan berimbang dengan jumlah penduduk.
Pada umumnya, tanaman padi dibudidayakan di lahan sawah (padi sawah) dan di tegalan (padi gogo). Pada saat ini,  Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi telah mengembangkan budidaya tanaman padi dalam pot/polybag dan alas lahan plastik sistem organik dengan teknologi M-BIO. Sistem ini dapat dikembangkan terutama pada masyarakat yang tidak mempunyai lahan sawah, karena pot-pot tanaman padi dapat disimpan di pekarangan atau lahan-lahan kosong yang tidak produktif, yang penting mendapat sinar matahari yang cukup. Dalam rangka  mengoptimalkan hasil padi pada budidaya padi organik dalam pot dengan teknologi  M-BIO, maka sistemnya harus dilakukan dengan baik dan benar. 
 
 
Teknologi M-BIO
M-BIO merupakan kultur mikroorganime yang menguntungkan seperti bakteri posfat, bakteri pemfiksasi N, bakteri dekomposer, Yeast dan kandungan bahan-bahan organik lainnya.
Mikroorganisme yang terdapat dalam M-BIO bekerja bersama dan bersinergis dalam mendekomposisi bahan organik secara fermentasi. Dan jika diberikan kedalam tanah keragaman dan populasi mikroorganisme tanah akan meningkat. Akhirnya tercipta media tumbuh yang kondusif bagi pertumbuhan tanaman.
Peranan dan fungsi mikrobia  dalam M-BIO adalah :
a.    Mampu  mendekomposisi bahan organik melalui fermentasi.
b.   Melarutkan senyawa-senyawa anorganik seperti P, Ca, Mg, dan lainnya. Dan  melarutkan senyawa organik seperti gula, asam amino, dan alkohol.
c.   Membentuk Zat Perangsang Tumbuh (ZPT) yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman ( vegetatif dan generatif ).
d.   Dapat meningkatkan humus tanah dan memperbaiki sifat fisika, sifat biologi, dan sifat kimia tanah.
e.   Meningkatkan kesehatan tanaman.

Larutan M-BIO digunakan sebagai inokulan untuk membuat pupuk PORASI (pupuk organik hasil fermentasi), baik pupuk porasi padat maupun pupuk porasi cair. Pupuk Porasi padat ialah porasi yang dibuat dengan cara memfermentasi bahan organik dengan M-BIO sehingga dapat mempercepat dekomposisi bahan organik dalam kondisi lembab/kering. Sedangkan pupuk porasi cair ialah pupuk porasi dari bahan organik yang direndam dengan air dalam suatu wadah (drum, bak dll) kemudian diberi larutan M-BIO.
Cara membuat pupuk porasi baik padat maupun cair dapat dilihat pada brosur atau panplet cara pembuatan Porasi. 
                                        Gb.1.   Porasi padat dari jerami    Gb.2.   Porasi cair dari daun-
                                  padi dan kotoran ternak             padi dan kotoran ternak
 
Budidaya padi dalam pot
Pot atau polybag yang digunakan untuk menanam padi berukuran diameter 30 cm dan tinggi 30cm atau 40 cm, dan jangan diberi lubang. Media tanam untuk tanaman padi dalam pot atau polybag adalah campuran antara tanah dengan porasi padat (pupuk organik hasil permentasi) dengan perbandingan  70%: 30 % atau 60%: 40% tergantung pada tingkat kesuburan tanah. 
Tanah yang digunakan bisa berasal dari tanah sawah, tanah tegalan, lumpur kolam atau tanah di sekitar pekarangan. Tanah dan porasi, dengan perbandingan tersebut di atas dicampur dan diaduk sampai rata, seletah itu diberi air sampai membentuk lumpur, kemudian dimasukan ke dalam pot atau polybag. Pot yang telah diisi media tanam kemudian ditempatkan di tempat yang terbuka agar mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk pertumbuhan tanaman padi. Penempatan bisa di atas tanah atau di atas rak-rak tanaman (lihat gambar 4 dan 5)

                                  Gb. 3. Bahan Media tanam (tanah dan porasi padat) 
                                    diaduk rata kemudian diisikan ke dalam pot atau polybag.

Sebelum tanam benih padi perlu disemaikan terlebih dahulu. Penyemaian benih padi dapat dilakukan dibaki persemaian yang terbuat dari ayaman bambu (besek) dengan menggunakan media tanam campuran antara tanah halus dengan porasi padat dengan perbandingan 1 : 1. Sebelum disemaikan sebaiknya benih padi direndan dalam larutan M-BIO (konsentrasi 5 %) selama lebih kurang satu jam. Benih padi yang terapung dalam larutan M-BIO dibuang. Biasannya benih padi berkecambah pada umur 2 hari setelah semai. Pada umur antara 5-10 hari setelah semai, bibit semaian dipindahkan ke polybag atau pot. Pada setiap polybag ditanam satu batang tanaman
                            Gb. 6. Penyemaian benih padi   Gb. 7. Penanaman benih padi
                                              pada baki persemaian              pada pot atau polybag
 
 Dalam sistem penanaman padi dalam pot atau polybag, penggunaan air diitegrasikan dengan penggunaan pupuk porasi cair. Dengan demikian pengelolaan penggunaan pupuk untuk tanaman padi dalam pot diintegrasikan dengan pengelolaan penggunaan air. Pengelolaan penggunaan air dan pupuk porasi cair (sebagai sumber nutrisi) difokuskan pada pemberian air dan nutrisi yang optimal pada berbagai tahap pertumbuhan tanaman untuk memberikan hasil tanaman yang maksimal. Jadi nutrisi untuk tanaman padi selain berasal dari pupuk porasi padat (dalam media tanam) juga bersal dari pupuk porasi cair. Pupuk porasi cair sebelumnya dilarutkan ke dalam air dengan perbandingan 1 liter pupuk porasi cair dalam 5 liter air. 
 
Frekuensi pemberian larutan pupuk porasi cair pada tanaman padi antara 2 - 4 hari sekali, tergantung pada kondisi cuaca dan tingkat pertumbuhan tanaman. Tanaman kecil, yang relatif belum membutuhkan hara yang banyak biasanya diberi air 4 hari sekali. Bila tanaman sudah besar, yaitu pada periode pembentukan anakan, periode pembungaan dan pengisian malai, frekuensi pemberian larutan pupuk porasi cair dilakukan 2- 3 hari sekali. Caranya yaitu disiramkan di atas permukaan tanah. Selain itu, pemberian nutrisi untuk tanaman dilakukan dengan cara menyemprot-kanlarutan M-Bio (konsentrasi 5%) pada tanaman atau di atas permukaan tanah setiap seminggu sekali.

Periode pertumbuhan tanaman padi dalam pot atau polybag berkisar antara 100 – 110 hari setelah tanam, tergantung pada umur varietas padi yang ditanam. Pemberian air dihentikan setelah malai padi mulai menguning yaitu lebih kurang 14 hari sebelum panen, agar masaknya malai seragam. Panen tanaman padi sebaiknya dilakukan pada saat kematangan malai mencapai 90 %.


6 komentar:

  1. Balasan
    1. Mas.. saya mau tanya.. cara menanam padi di pot, ada CD nya gak? Biar bs belajar lbh bagus

      Hapus
  2. media tanam nya pake plastik..gak ramah lingkungan,
    tapi keren bro patut dicoba.

    BalasHapus
  3. Saya mau tanya... pot nya gak diberi lobang? Maksudnya? Apa tdk membuat tanaman menjadi busuk..

    BalasHapus